Lanjut ke konten

CAHAYA MUKMIN : INILAH 3 KUNCI RAHASIA MEMASUKI SURGA ‘ADN (SURGA VIP) YANG DISEDIAKAN ALLAH SEHINGGA DAPAT BERKUMPUL BERSAMA RASULULLAH.

September 1, 2016

 

ezgif.com-add-text (11)

 

Sebagaimana Janji Allah kepada Mukmin baik Laki laki maupun Perempuan dalam Al Qur’an Surat At Taubah ; 72, yaitu :

 

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

 

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (Q. S. At Taubah : 72)

 

Surga ‘Adn adalah VIP nya Surga karena di sana kita akan berkumpul dengan Rasulullah dan para sahabat dan muslimin terbaik selama di dunia dengan berbagai Fasilitas mewah yang Allah sediakan kepada hambaNya.

 

Namun untuk bisa Memasuki Surga VIP tersebut seorang Mukmin harus memiliki 3 Anak Kunci ini yang telah diberikan kepada Rasulullah untuk dibagikan kepada Ummat Islam, ada pun yang dimaksud 3 Anak Kunci tersebut adalah sebagai berikut :

 

 

 Kunci ke 1 >> Memperbanyak Sujud kepada Allah

Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu ‘anhu dia berkata :

كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

“Saya bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, ‘Mintalah kepadaku.’ Maka aku berkata, ‘Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga -dia berkata, ‘Atau dia selain itu’. Aku menjawab, ‘Itulah yang dia katakan-maka beliau menjawab, ‘Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud’.” (HR. Muslim : 754)

 Pelajaran dari Hadist :

Pertama : Memperbanyak sujud dalam hadits di atas maksudnya adalah memperbanyak sholat sunnah. Berkata an-Nawawi di dalam Syareh Shahih Muslim ( 4 / 206  ) :

“ Hadist di atas terdapat anjuran untuk memperbanyak sujud, dan yang dimaksud sujud di sini adalah sujud di dalam sholat.  Hadist ini merupakan dalil bahwa memperbanyak sujud lebih utama dari memperpanjang ketika berdiri. “

Kedua : Bersujud menjadi salah satu jalan menuju syurga karena sujud merupakan posisi di mana seorang hamba paling dekat dengan Allah.  Sebagaimana tersebut dalam hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

 “ Posisi hamba yang paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika dia bersujud, maka perbanyaklah doa di dalamnya.” ( HR.Muslim, 483 )

Hadist ini sesuai dengan firman Allah :

وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

“ Dan sujud dan mendekatlah . “ ( Qs. al-‘Alaq : 19 )

Ketiga : Sujud merupakan simbol tawadhu’ dan ibadah kepada Allah, karena ketika sujud seseornag meletakkan anggota badan yang paling dia muliakan dan yang paling tinggi posisinya, yang kemudian begitu saja diletakkan di atas tanah yang diinjak setiap hari.

Keempat : Hadist di atas menunjukkan bahwa seseorang yang menyatakan cintanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam harus dibuktikan dengan memperbanyak sujud kepada Allah. Dan barang siapa yang menyatakan cintanya kepada Allah, maka harus mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berkata al-Munawi di dalam Faidhu al-Qadir (  4/440) :

وفيه أن مرافقة المصطفى صلى الله عليه وسلم في الجنة من الدرجات العالية التي لا مطمع في الوصول إليها إلا بحضور الزلفى عند الله في الدنيا بكثرة السجود انظر أيها المتأمل في هذه الشريطة وارتباط القرينتين لتقف على سر دقيق فإن من أراد مرافقة الرسول صلى الله عليه وسلم لا يناله إلا بالقرب من الله ومن رام قرب الله لم ينله إلا بقرب حبيبه  (قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله) أوقع متابعة الرسول صلى الله عليه وسلم بين المحبتين وذلك أن محبة العبد منوطة بمتابعته ومحبة الله العبد متوقفة على متابعة رسوله صلى الله عليه وسلم.

“ Dalam hadist tersebut diterangkan bahwa menemani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di syurga merupakan derajat yang tinggi yang tidak bisa dicapai kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memperbanyak sujud.  Maka lihatlah, wahai pemerhati terhadap syarat ini dan hubungannya antara dua indikasi, agar anda mengetahui suatu rahasia yang sangat halus, bahwa barang siapa yang menginginkan untuk menemani Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah. Dan barang siapa ingin dekat dengan Allah, maka tidak akan mendapatkannya kecuali harus mendekati orang yang dicintainya ( yaitu nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam ) Allah berfirman ( Qs. Ali Imran : 31 ) : ( Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” .) Di sini mencintai Rasul terletak antara dua kecintaan. Hal itu karena kecintaan hamba tergantung kepada keikutannya ( kepada Rasulullah ). Dan kecintaan Allah kepada hamba tergantung kepada keikutannya ( kepada Rasulullah ). “

Kelima : Memperbanyak sujud adalah salah satu aktivitas yang menyehatkan otak manusia. Dr.Fidelma O Leary, Ph d,  Neuroscience dari St. Edward’s University, dalam penelitiannya menemukan sejumlah fakta, diantaranya bahwa aktivitas sujud ternyata membawa dampak positif di dalam kesehatan.. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Urat syaraf ini baru bisa dimasuki darah pada saat manusia bersujud.  Dan yang lebih mengejutkan lagi, bahwa urat syaraf ini hanya memerlukan darah pada waktu-waktu tertentu saja, yaitu pada waktu-waktu shalat lima waktu.

Menurut Prof. Hembing,  bahwa jantung letaknya di bawah otak, maka   dia hanya mampu menyalurkan 20% darah ke otak manusia,  dengan memperbanyak sujud, apalagi jika sujudnya lama, maka hal itu akan menambah kekuatan aliran darah ke otak . Hal itu karena pada sujud, jantung manusia sedang berada di atas otak kepala, sehingga darah bisa mengalir ke otak secara maksimal.

Dr. Muhammad Dhiyauddin Hamid, seorang dosen ilmu biologi dan ketua departemen radiasi makanan di pusat teknologi radiasi Kairo, dalam penelitiannya menemukan bahwa sujud bisa menyembuhkan penyakit  nervous, ( salah satu jenis penyakit penyimpangan perilaku, seperti grogi, gelisah, dan takut)

 

KUNCI ke 2 >>  HILANGKAN PENYAKIT HATI

 

Hati (bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita:

Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)

Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.

“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]

Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.

Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.

Sombong

Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut.

Allah melarang kita untuk menjadi sombong:

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37]

“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]

Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:

“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min 76]

Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa.

Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.

Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina:

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20]

Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong?

‘Ujub (Kagum akan diri sendiri)

Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah.

Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah.

Iri dan Dengki

Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]

Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu.

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.

Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la)

Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki:

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]

Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.

Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

 

Kunci ke 3 >> Ber-SEDEKAH-lah dijalan ALLAH.

 

Islam menganjurkan para penganutnya untuk berlomba-lomba bersedekah dan membelanjakan harta untuk amal-amal sosial. Rasa solidaritas dan gotong royong dipupuk dan ditanamkan dalam hati dan jiwa kaum muslimin melalui ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah sebagaimana difirmankan oleh Allah swt.:

 

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Al-Baqarah 245).

 

Ayat ini menetapkan bahwa orang yang memberi harta dan atau pertolongan kepada orang yang butuh dan yang tidak punya, ia sebenarnya memberi pinjaman kepada Allah dan berhubungan dengan Dia, dan bahwa Dialah yang akan membayarnya kembali berlipat ganda berupa barakah dan pertumbuhan rezki. Barakah dan pertumbuhan rezki itu dijelaskan dalam ayat tersebut di bawah:

 

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”(Al-Baqarah 261).

 

Seirama dengan maksud ayat tersebut di atas bersabdalah Rasulullah saw.:

 

من تصدّق بعدل تمرة من كسب طيّب ولا يقبل الله إلاّ الطّيّب، وإنّ الله تعالى تتقبّلها بيمينه ثمّ يربّيها كما يربّى أحدكم فلوّه حتّى تكون مثل الجبل.

 

“Barangsiapa bersedekah dengan senilai sebuah kurma, yang dikeluarkannya dari harta yang baik (halal) dan Allah tidak menerima melainkan barang yang baik, maka Allah akan menerima sedekah itu dengan kanan-Nya, lalu dipeliharanya seperti salah seorang daripada kamu memelihara anak ontanya sampai menjadi besar dan gunung.

 

Sesungguhnya harta kekayaan itu adalah barang titipan yang dititipkan oleh Allah kepada orang-orang yang memilikinya dan yang swaktu-waktu dapat dicabut daripadanya. Pemilik-pemilik itu adalah sebagai penguasa Allah atas harta milik itu untuk digunakannya bagi menutup kebutuhan orang-orang yang butuh dan meringankan kesengsaraan orang-orang yang menderita serta membelanjakannya pada usaha-usaha sosial yang ada hubungannya dengan kepentingan umum dan hajat hidup orang banyak dan yang dapat memberi kehidupan yang layak dan tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi umat dan negara.

 

Allah swt. berfirman:

 

“Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (Al-Hadid 7).

 

“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi.” (Al-Hadid 10).
Harta benda dan harta kekayaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap jiwa dan hati seseorang dan tidak jarang merangsangnnya untuk melakukan tingkah laku dan tindakan-tindakan yang membinasakan dirinya sendiri. Di samping itu pengaruh cinta harta benda dapat mengubah mental manusia dan menjadikannya seorang yang bakhil, serakah, egoistis dan pengecut serta lain-lain sifat yang bertentangan dengan fitrah dan tabiat yang baik. Maka untuk menipiskan cinta yang berlebihan kepada harta kekayaan, Allah melatih hamba-hamba-Nya agar beramal sosial dan melakukan kebaktian dengan harta-bendanya, sehingga dengan berbuat demikian ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh harta yang merusak itu.

 

Berfirman Allah swt.:

 

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali-Imran 92).

 

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (At-Taubah 103).

 

Mereka yang suka memberi pertolongan kepada sesama manusia dan mengulurkan tangan memberi sedekah dan bantuan kepada yang membutuhkannya akan memperoleh barakah dari Tuhan dan do’a dari para malaikat. Bersabda Rasulullah saw.:

 

ما من يوم يصبح العباد فيه إلاّ وملكان ينزلان، فيقول أحدهما: اللهمّ أعط منفقا خلفا، ويقول الأخر: اللهمّ أعط ممسكا تلفا.

 

“Tiada suatu pagi hari berlalu melainkan ada dua malaikat turun. Berkata satu di antara dua malaikat itu: “Ya Allah berilah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya,”

 

sedang yang lain berkata: “Ya Allah berilah kebinasaan kepada harta orang yang menggenggamnya (Tidak menafkahkannya).”

 

خيرالنّاس أنفعهم للنّاس.

 

“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.”

 

Orang-orang yang berbudi baik (dermawan) selalu berada di bawah lindungan Allah, dilindunginya dari kejahatan dan dari bencana-bencana yang menimpa. Bersabda Rasulullah saw.:

 

صنائع المعروف تقي مصارع السّوء والصّدقة فى خفاء تطفئ غضب الرّبّ وصلة الرّحم تزيد فى العمر وكلّ معروف صدقة وأهل المعروف فى الدّنياهم أهل المعروف فى الأخرة وأهل المنكر فى الدّنياهم أهل المنكر فى الأخرة وأوّل من يدخل الجنّة أهل المعروف

 

“Amal-amal kebajikan dapat mencegah kejahatan yang akan menimpa. Dan sedekah yang disembunyikan memadamkan murka Tuhan. Silaturahmi menambah umur dan tiap perbuatan baik adalah sedekah. Ahli-ahli kebajikan di dunia merekalah juga ahli kebajika di akhirat dan ahli-ahli mungkar di dunia merekalah juga ahli-ahli mungkar di akhirat. Dan yang pertam akan masuk syurga ialah ahli-ahli kebajika (orang-orang yang baik budi).”

 

Hendaklah tiap orang berusaha sekuat tenaganya berbuat baik dan berlomba-lomba melakukan amal-amal kebajikan.

 

Bersabda Rasulullah saw.:

 

على كلّ مسلم صدقة: قالوا: يانبيّ الله فمن لم يجد؟ قال: يعمل بيده فينفع نفسه ويتصدّق، قالوا فإن لم يجد؟ قال: يعين ذاالحاجة الملهوف، قالوا فإن لم يجد؟ قال: فليعمل بالمعروف وليمسك عن الشّرّ فإنّهاله صدقة

 

“Hendaklah tiap muslim bersedekah, bertanya para sahabat: “Hai Nabi Allah, jika tidak ada yang disedekahkan?” Bersabda Rasulullah saw.: “Bekkerja dengan tangannya memanfaatkan dirinya dan bersedekah.” “Jika tidak dapat?” bertanya lagi para sahabat. “Menolong orang yang berkebutuhan yang sedang payah,” jawab Rasulullah.. “Jika tidak dapat?, tanya lagi para sahabat, yang dijawab oleh Rasulullah dengan sabdanya: “Hendaklah beramal kebajikan, menahan diri dari perbuatan yang buruk dan itulah sudah merupakan sedekah.”

 

Diriwayatkan oleh Abu Dzar Elghifari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

على كلّ نفس في كلّ يوم طلعت فيه الشّمس صدقة منه على نفسه قلت يارسول الله من أين نتصدّق وليس لنا أموال؟ قال: من أبواب الصّدقة التّكبير وسبحان الله والحمد لله ولا إله إلاّالله وأستغفرالله وتأمر بالمعروف وتنهى عن المنكر وتعزل الشّوك عن طريق النّاس والعظم والحجر وتهدى الأعمى وتسمع الأصمّ والأبكم حتّى يفقه وتدلّ المستدلّ على حاجة له قد علمت مكانها وتسعى بشدّ ساقيك إلى اللّهفان وترفع بشدّ ذراعيك مع الضّعيف، كلّ ذلك من أبواب الصّدقة على نفسك

 

“Pada tiap hari di kala matahari terbit, tiap jiwa diwajibkan bersedekah.”Bertanya Abu Dzar: “Bagaimana kami bersedekah sedang kami tidak mempunyai harta?” Rasulullah menjawab: “Di antara pintu-pintu sedekah, ialah bertakbir, bertasbih, bertahmid, bertasyahud, beristighfar, beramal ma’ruf bernahi mungkar, menyingkirkan rintangan-rintangan di jalan yang dilalui orang seperti duri, tulang dan batu dan menuntun orang buta, memberi pengertian kepada orang yang tuli dan bisu sampai mengerti, memberi petunjuk kepada orang yang mencari sesuatu yang engkau tahu tempatnya, mendatangi orang yang mminta tolong yang susah, payah dan lemah dengan menyingsing baju dan betis, semuanya itu adalah merupakan sedekah bagi dirimu.”

 

Dan dalam sebuah hadits qudsi:

 

إنّ الله عزّ وجلّ يقول يوم القيامة: ياابن أدم مرضت فلم تعدنى، قال ياربّ كيف أعودك وأنت ربّ العالمين، قال: أما علمت أنّ عبدى فلانا مرض فلم تعده، أمالوعدته لوجد تنى عنده. ياابن أدم إستطعمتك فلم تطعمنى، قال ياربّ كيف أطمك وأنت ربّ العالمين؟ قال: أما علمت أنّه استطعمتك عبدى فلان فلم تطعمه، أما علمت أنّك لو اطعمته لو جدت ذلك عندى. ياابن أدم إستسقيتك فلم تسقنى، قال ياربّ كيف أسقيك وأت ربّ العالمين، قال إستسقاك عبدى فلان فلم تسقه، أما إنّك لو سقيته لوجدت ذلك عندى

 

“Berfimanlah Allah swt. pada hari kiamat: “Hai anak Adam, aku sakit, engkau tidak menjenguk-Ku,” Berkata Ibnu Adam: “Bagaimana aku dapat menjenguk-Mu padahal Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam.” Berfirman Allah: “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku Fulan sakit dan tidak engkau jenguk, padahal kalau menjenguknya, engkau akan mendapatkan Aku padanya.” “Hai anak Adam”, Allah berfirman, “Aku telah minta makan kepadamu dan engkau tidak memberinya.” Anak Adam menjawab: “Bagaimana aku memberi makan pada-Mu padahal Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?” Allah berfirman: “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku Fulan minta makan dari padamu dan engkau tidak memberinya, tidakkah engkau tahu bahwa kalau engkau memberi makan padanya engkau akan mendapatkan Aku padanya.” Allah berfirman: “Hai Anak Adam, Aku minum kepadamu dan engkau tidak memberinya.” Anak Adam menjawab: “Ya Tuhanku, Bagaimana aku memberi minum kepada-Mu padahal Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?” Berfirman Allah: “Hamba-Ku Fulan minta minum kepadamu dan engkau tidak memberinya, andaikan engkau memberinya niscaya engkau akan menemukannya pada-Ku.

*Kenapa Seorang Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?*
______________________________

Sebagaimana firman Allah:

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ

*”Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah…”* {QS. Al Munafiqun: 10}

Kenapa dia tdk mengatakan,
*”Maka aku dapat melaksanakan umroh”* atau
*”Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa”* dll?

Berkata para ulama,
*Tidaklah seorang mayit menyebutkan “sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal…*

Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya. Ini Juga alasanya kenapa Sedekah Itu adalah Jalan Tol nya menuju Surga VIP (Surga ’Adn) yang dijanjikan oleh Allah subhana wa ta’ala.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

*“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.”* (HR. Ahmad)

Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yg sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka…

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,

*“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, *“Iya”*. (HR. Bukhari & Muslim) *

Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah…

 

Disusun oleh CahyaIman, digali dari berbagai Sumber.

 

No comments yet

Tinggalkan komentar