Lanjut ke konten

GEREJA-GEREJA DI EROPA YANG BERALIH FUNGSI MENJADI MASJID

Agustus 30, 2010

Seiring meningkatnya jumlah Muslim di Eropa dan Amerika akibat dari arus Urbanisasi, angka kelahiran muslim dan bertambahnya jumlah mu’alaf di negara-negara tersebut serta meningkatnya kebutuhan akan sarana Ibadah Muslim, hal ini telah menimbulkan fenomena baru dengan berubah fungsinya Gereja-gereja menjadi Masjid dan tempat ibadah dari agama lain. Berikut ini beberapa cuplikan artikel yang berhasil kami himpun akan fenomena ini.

MASJID AN NASHR, MASJID TERBESAR DI BELANDA

Kaum muslimin di Belanda berusaha keras untuk mewujudkan Masjid an-Nashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya  sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.

Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunan-bangunan lain untuk  penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan kebudayaan di samping fungsinya sebagai tempat peribadatan.
Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi masjid karena rapuh dan hampir runtuh.At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”
Demikianlah telah diumumkan bahwa sejumlah LSM mengunjungi masjid tersebut tentang persiapannya untuk saling membantu dan bekerja sama dengan yayasan masjid dalam renovasi dan perluasan yang keduanya akan memakan biaya lebih dari sepuluh juta Euro.

Sebuah Gereja di Belanda Berubah Menjadi Salah Satu Masjid  Terbesar di Eropa

Foto Masjid dari dalam

Pemusatan kaum muslimin Belanda terhadap urgensi fungsi masjid dalam kehidupan minoritas muslim, serta sebagai penopang hubungan dengan komunitas lain, datang  setelah keputusan pemerintah Belanda untuk mewajibkan pelarangan pemakaian cadar secara merata di seluruh tempat umum. Yang demikian menjadikan Belanda adalah Negara Eropa pertama kali yang mengambil keputusan seperti ini, dengan klaim bahwa penutup wajah membentuk sebuah ancaman teroris, atau dengan kata lain identik dengan teroris.
Perlu disebutkan bahwa sebuah harian nasional milik umat Kristiani menyebutkan dengan terang-terangan bahwa Eropa baru telah muncul, dan seolah-olah ia mencampakkan orang-orang Nasrani. Gereja-gereja kosong dan roboh mengubur dirinya. Gedung-gedung yang bersejarah dijual dengan harga yang sangat murah untuk dirubah menjadi apartemen tempat tinggal, restoran, dan fungsi ibadah agama selain Nasrani. (AR)*

CATEDRAL MOSQUE, MASJID AGUNG DI MARSEILLE – PRANCIS

Hampir selama 150 tahun, Gereja Notre-Dame S de la Garde menghiasi pemandangan Kota Marseille, Prancis. Gereja ini terletak di titik tertinggi kota tersebut yang menghadap sebuah pelabuhan tua. Tapi, tak lama lagi pemandangan itu akan berubah. Di sana akan berdiri sebuah masjid agung.

Sejumlah kalangan menyebutnya sebagai `Cathedral Mosque’. Arsitek yang merancang bangunan masjid itu mengatakan, bahwa mereka meminjam inspirasi Taj Mahal. Kelak, masjid ini akan dilengkapi dengan kubah emas besar. Menaranya akan menjulang mencapai 24 meter.

Ruangan salat dirancang cukup luas dan diperkirakan mampu menampung sekitar 7.000 jamaah dan akan menjadi masjid terbesar di Prancis.

“Ini merupakan proyek yang lama tertunda,” kata Yves Moraine, pemimpin partai berkuasa UMP kepada kantor berita BBC.

Menurut pandangannya, lebih baik mendorong Islam yang terbuka. Membangun tempat ibadah yang terlihat banyak orang. Daripada memaksa Muslim menjadi komunitas bawah tanah. Di mana mereka menjalankan shalatnya di gudang-gudang bawah tanah. Berdirinya masjid di kota besar akan membantu mencegah ekstremisme.

Moraine menyatakan, masjid yang mudah diakses juga akan mencegah munculnya imam-imam masjid yang tak terlatih. Kemudian, mereka menyampaikan pandangan-pandangan ekstrem kepada para pemuda. Tak heran dengan pertimbangan semacam itu, ia menyampaikan pendapat positif atas pembangunan masjid itu.

Ada sejumlah kalangan yang menyebut bahwa lokasi rencana pembangunan masjid itu tak strategis karena terlalu padat. Namun, Makhete Cisse dari Association of Mosques, organisasi yang menjalankan proyek itu, menyanggahnya. “Ini posisi sempurna dan kami dikelilingi oleh komunitas Muslim yang jumlahnya besar,” katanya.

Cisse menjelaskan, nantinya bangunan masjid ini mempunyai luas lebih dari 8.361 meter persegi. Ini merupakan sebuah kompleks yang dilengkapi dengan sebuah perpustakaan dan restoran. “Kami memang membutuhkan tempat yang besar. Apalagi, masjid berada tak jauh dari pusat bisnis.”

Dibutuhkan pula, dana besar untuk mendirikan bangunan masjid itu. Soal ini memicu sejumlah kontroversi sebab sebagian besar dari 25 juta dolar AS yang dibutuhkan, diperkirakan diperoleh dari luar negeri. Di antaranya, berasal dari Aljazair, Arab Saudi dan negaranegara Timur Tengah, dan Afrika Utara lainnya.


Sejumlah politisi lokal dari National Front menentang rencana pembangunan masjid tersebut. Mereka menyampaikan gugatan menghadang proyek tersebut. Bagi mereka, ini sama saja dengan persoalan cadar. Mereka mempertahankan nilai-nilai sekuler. “Kami tak mengundang Islam di sini,” kata Stephane Ravier dari National Front.
Abdel Hakim Rahal, seorang warga Muslim, mengatakan, rencana pembangunan masjid di Marseille menjadi bukti upaya asimilasi Muslim ke dalam masyarakat di Marseille. “Kami membutuhkan tempat untuk bertemu dan menjalankan shalat. Kami telah lama menantikannya.”
Oleh karena itu, Rahal sangat mensyukuri akan adanya sebuah masjid besar di Marsielle. Ia kemudian mengutip sebuah ungkapan dalam bahasa Prancis untuk menggambarkan penantian panjangnya itu, Mieux vaut tard que jamais, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

MASJID JAMI’ MILIK MUSLIM NEW YORK, AS.

Sebuah kelompok Muslim telah membeli sebuah bekas gereja katolik ‘Queen of Peace’ berikut biara dan sekolahnya,  di jalan Genesee di kawasan Buffalo pinggiran kota New York AS dan berencana untuk menggunakan kompleks bekas gereja tersebut menjadi pusat komunitas Muslim dan masjid.

Gereja tersebut akan dirubah menjadi masjid dan dinamakan masjid Jami’, yang artinya tempat untuk berkumpul bersama, kata Dr Hatim Hamad yang menjadi pimpinan kelompok orang tua Islam, serta yang mendanai pembelian masjid tersebut.

Yang menjadi alasan pembelian gereja beserta kompleksnya tersebut, mengingat keberadaan umat Islam yang terus berkembang di seluruh wilayah barat kota New York, sebelumnya umat Islam disana telah memiliki sembilan  masjid dan masjid kesepuluh akan dibangun di jalan transit daerah Amherst.

Masjid Jami’ nantinya akan difokuskan pada pembinaan anak-anak dan kegiatan-kegiatan ke Islaman serta menawarkan berbagai program kegiatan untuk pemuda.

“Kami ingin membangun masjid yang besar, tapi kami semua menginginkan masjid yang kami bangun akan banyak  bermanfaat bagi masyarakat,” kata Dr Hatim Hamad yang juga seorang asisten profesor klinik pada universitas Buffalo fakultas kedokteran gigi.

“Di kawasan Buffalo, benar-benar belum ada pusat komunitas untuk anak muda,”tambah Hamad.”Dan bangunan ini sangat besar serta lokasinya tepat ditengah kawasan Buffalo.”

Queen of Peace adalah gereja kedelapan di kawasan Buffalo yang dijual sejak tahun 2006. Gereja Queen of Peace ditutup pada akhir tahun 2007 yang lalu.

Pihak keuskupan sampai saat ini masih mencoba untuk menjual 30 properti lainnya termasuk di tujuh kota lain.

Gereja Queen of Peace dibangun pada akhir tahun 1920, dan properti komplek bangunan gereja tersebut sangat besar.

Sebelum dijual, banyak hiasan-hiasan gereja serta altar yang telah dijual kepada paroki Katolik di Colorado. Kebanyakan bangku gereja dan simbol-simbol katolik telah disingkirkan dari bangunan gereja tersebut, walau pun beberapa lukisan yang berada di dinding gereja masih ada.

Kelompok Muslim berencana untuk mengganti semua karpet dan lukisan-lukisan yang terdapat di dalam gereja.

Masjid-Masjid Lain di Eropa dan Amerika

Yang Dulunya Gereja


Di saat umat Kristen Inggris “lari” dari gereja, umat Islam ambil alih tempat mereka untuk dijadikan masjid. Di Peace Street 20 Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang amat berwibawa, yang lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi warga Bolton, terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan umat Islam hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung itu tidak lain adalah Masjid Zakariyya.

Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat. Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari, sedang siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.

Karena jumlah jama’ah semakin bertambah, maka diperlukan tempat besar yang permanen. Dan dimulailah pencarian bangunan yang bisa digunakan sebagai masjid sekaligus islamic center. Pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid Zakariyya itu.

Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu, yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan pengikut, atau karena sebab lainnya. Berikut ini masjid-masjid yang dulunya merupakan gereja:

Masjid Jami’ London

Tempat ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah. Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung seluruh anggota jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya. Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah tersebut disebut Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang sangat unik dan panjang. Awalnya, bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan. Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi, karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.

Di tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.

Komunitas Metodis cukup lama “memegang” gereja ini. Walau demikian, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.

Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976. Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’ London.

Masjid Didsbury

Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena telah beroprasi sejak tahun 1883. Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah, dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.

Masjid Brent

Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak menara.

Masjid New Peckham

Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.

Masjid Sentral Wembley

Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya, tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian,siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah gereja.

Selian masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang, sehingga kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konseskwensinya, gereja ini sudah tidak beroprasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah.

Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jama’ah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah menara.

CHURCH CONVERT TO MOSQUE VIDEO :

Daftar Pustaka :

– Hidayatullah

– Bufallow News

– Antara News

– Majalah Kiblati

-youtube

25 Komentar leave one →
  1. Agustus 31, 2010 2:19 am

    subhanallah mudahkanlah kami dlm penegakan jalanMU

  2. Siti Rahmawati permalink
    Februari 6, 2011 1:54 pm

    Semoga dg adanya masjid2 dsana membuat sdr kita smakin dekat & selalu di jl Allah. Amin

  3. jonathan permalink
    Februari 26, 2011 4:37 am

    di amerika juga banyak mesjid-mesjid yg beralih fungsi jadi gereja-gereja.

    • aku permalink
      Oktober 23, 2011 9:39 am

      silakan data nama, alamat, foto dan data lainnya kl benar ada masjid jadi greja di amerika

      • rizki.amelia permalink
        Maret 27, 2012 8:43 pm

        hehehe.mesjid jadi gereja di amerika gue nyakak …..yang ada itu gereja jadi mesjid….jonathan jangan bersedih ya ..kristen udah ngga laku di eropa dan amerika ..kristen itu lakunya di suku2 yang masih pake sempak kaya **** ixxixi

      • mbeek permalink
        Juni 30, 2013 6:19 pm

        ahaha gereja nggak perlu beli yang bekas…..

        • Oktober 26, 2014 2:00 am

          Bukan masalah bekasnya bro,..rmh ibadah simbol agamanya kalo dah beralih brarti keimanan trhdp agama itu luntur bin hancur…

    • Arif Lewisape permalink
      Maret 20, 2014 9:58 pm

      Ah ! Bohong ! Tidak usah ngarang ! Dari ” PROBABILITY THEORI “, justru GEREJA yang berubah menjadi MASJID karena sebelumnya Gereja jauh lebih banyak sedangkan Masjid baru saja bertumbuh. Masjid mana yang akan berubah menjadi Gereja padahal Masjid hanya beberapa saja, sedangkan Gereja jumlah ribuan. Jadi kalau ngomong gunakan akal sehat.

  4. ... permalink
    Desember 26, 2011 12:06 am

    orang islam diberi kebebasan menyebarkan agama dan mendirikan masjid di negara negara eropa. tapi org kristen di negara arab di kekang.

    • Desember 30, 2011 12:45 pm

      WAH, BLM TAU KEADAAN ORG KRISTEN DI NEGERI ARAB, BERANI NGOMONG, MEREKA BEBAS MELAKUKAN KEGIATAN MEREKA, BAHKAN BANYAK GEREJA DAN MASJID SALING BERDAMPINGAN, YANG BEDA HANYA DI SAUDI ADA BEBERAPA TEMPAT YG NON MUSLIM TIDAK BOLEH MEMASUKINYA, KALO NGGA ADA FAKTA DAN BUKTI JGN BERANI NGOMONG.

    • Arif Lewisape permalink
      Maret 20, 2014 10:07 pm

      Keliru ! Justru pemegang OTORITAS di negara-negara Barat yang berusaha mengekang terebarnya Islam. Perhatikan betapa negera-negara Eropah berusaha melarang pemakaian JILBAB, di Australia dilarang oleh Pemerintah setempat mendirikan Masjid. Kalau sekarang banyak orang-orang Barat yang lari ke Islam karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan Kristen, dan pemerintahnya tidak bisa melarang warganya untuk beralih dari Kristen menjadi Islam. Demikian fakta yang sebenarnya. Jangan di putar balik.
      Di negara-negara Arab, orang non Muslim banyak dan tidak dikekang untuk melaksanakan kepercayaan yang dianut. Yang dilarang hanya memasuki Makkah dan Madinah karena keduanya adalah TANAH SUCI, yang tidak boleh bercampur dengan kepercayaan syirik dan kafir. Jadi kalau bicara supaya didasarkan pada fakta , jangan berkhayal

  5. David Mundung permalink
    April 1, 2012 3:52 am

    semoga tdak ad lagi yg seperti mreka yg mnjual gerejanya kpada orang ISLAM.

    • Arif Lewisape permalink
      Maret 20, 2014 10:10 pm

      Keinginan yang wajar dan dihormati. Tapi gelombang Gereja berubah menjadi Masjid tidak bisa dihadang karena orang-orang Barat sudah tidak percaya lagi dengan agama Kristen.

  6. April 11, 2012 5:50 am

    betul2, banyak fakta dan buktinya kawan

  7. laura permalink
    April 21, 2012 7:56 am

    sy pribadi mengajak saudaraku kaum kristiani untuk masuk islam, ini soal akhirat brother.

  8. Ishak Dini permalink
    Mei 22, 2012 1:29 am

    Jangan heran kalo banyak gereja di Eropa neralih fungsi menjadi Mesjid.
    1. Karena Ummat Kristiani ogah untuk melakukan kebaktian lagi, sehingga gereja menjadi kosong dan akhirnya dijual.
    2. Banyak ummat kristiani tau kalo khutbah digereja penuh kebohongan dan kepalsuan tentang ketuhanan mereka. Tuhan itu Esa, koq malah digereja bisa lebih.
    3. Semakin banyak ummat kristiani yang lari dari kebohongan gereja dan mencari kebenaran yang sesungguhnya, yaitu Islam

  9. Mei 5, 2013 9:10 am

    Reblogged this on husnulhati.

  10. Juli 27, 2013 11:35 pm

    I think the admin of this web site is genuinely working
    hard for his web site, for the reason that here every material is quality based information.

  11. fitri nur hidayah permalink
    Agustus 8, 2013 12:47 pm

    alhamdulillah , dengan byknya masjid di dunia memudahkan umat islam yg ada di sana untuk beribadah .

    _ Bangga _

  12. Yohanes permalink
    Maret 2, 2014 8:07 pm

    Silahkan kawan muslim beli lagi neh gerejanya…

    http://www.loopnet.com/Churches-For-Sale/9/

    Banyak pilihan, kondisi terawat, perizinan lengkap dan bisa langsung dipakai solat!

    Semoga Yesus mengampuni. Amin.

    • Oktober 26, 2014 2:13 am

      Terima kasih infonya bro…yesus atau nabi isa pasti senang krn itu yg akan di ajarkan yaitu islam penyerahan diri kpd Alloh bukan kpd nabinya…yesus…

  13. Isa & Maria permalink
    Desember 27, 2014 12:17 am

    * BANYAK MUALAF AWALNYA HANYA KARENA SUNGGUH-SUNGGUH INGIN MENCARI DAN MENTAATI AJARAN ORISINIL NABI ISA A.S, MENDALAMI SEJARAH GEREJA dan/atau MENGKRITISI BIBEL/INJIL/AL KITAB PERJANJIAN BARU
    * biarkanlah… tunggu aja kedatangan kembali Nabi Isa A.S menjelang kiamat, apakah beliau akan ikut-ikutan kebaktian sambil membawa salib berteriak haleluya haleluya heleluya ber xxx yang dipimpin oleh Paulus dari Tarsus dkk dgn segala macam ajaran, doktrin dan dogmanya ; ataukah beliau akan menghakimi, mengadili dan menjadi saksi atas kebenaran ajaran MONOTHEISME murni dgn menghancurkan segala berhala dan atributnya yang dimurkai, terkutuk, terlaknat, sesat dan menyesatkan serta ikut mendirikan shalat bersama para nabi dan rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad beserta para malaikat Allah… gitu aja kok rewel dan ribet banget to mas…
    * Sesungguhnya ajaran yg diturunkan kpd para Nabi dan Rasul pada hakikatnya adalah sama/satu, tidak layak apabila ada yang menyimpangkannya. Kebenaran hanya datang dari sisi Allah.
    * Dengan lapang dada, hati yg mulia dan tenang, akal pikiran yg sehat dan jernih, tanpa kebencian dan emosi, tanpa dogmatis, tanpa prasangka buruk dgn penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab mari kita memilih dan menentukan jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat menuju kembali kepada Allah.

    Hanya ada 3 (tiga) jalan keselamatan kristiani:
    1. Koreksi total, progresif dan revolusioner terhadap semua jaran/doktrin/dogma Paulus dari Tarsus dkk melalui KONSILI BARU setingkat konsili Nicea (325 M) a.l. mengangkat Yesus sebagai tuhan dan konsili Konstantinopel (381 M) a.l. lahirnya trinitas serta konsili-konsili lainnya (hal ini amat sulit sekali dan memerlukan keberanian sangat luar biasa pihak otoritas gereja dan umatnya);
    2. Kembali menjalankan ajaran Nabi Isa / Yesus secara murni dan konsekuen sebagaimana yang diwahyukan Allah kepadanya dalam Injil asli berbahasa Ibrani / Aramic ketika beliau hidup (1-33 M) dan diangkat sebagai utusan-Nya (+ – 29 M) (kalau risalahnya masih ada), tanpa campur tangan / karangan manusia, sekalipun itu murid pertama beliau
    3. Menjadi Muslim sebagai satu-satunya jalan kebenaran sejati-hakiki pengikut setia Nabi Isa / Yesus dan jaminan keselamatan dunia dan akhirat. Seluruh risalah kenabian sudah ditutup, tiada lagi nabi dan rasul, tiada lagi kitab suci; kita hidup di akhir zaman sampai kiamat dan Islam adalah yang terakhir. Setiap detik umur kita berkurang, setiap detik kita mendekati kematian dan meninggalkan dunia fana ini. Hati-hati, jangan salah jalan supaya tidak menyesal…

  14. indra permalink
    Maret 10, 2015 7:14 am

    yohanes isa itu nabi bukan tuhan, elo di bohongi orang romawi,..
    mana ada orang buat dosa bisa di tebus,pake otak dong kalo ngomong
    terserah lo kalo mau nerima hidayah sukur,enggk kita juga ngk maksa

  15. Juni 11, 2016 4:28 pm

    SAYA TDK BANYAK HERAN KALAU GEREJA BERUBAH JD MESJID ,KARENA ISLAM UNTUK SELURUH MANUSIA ,RAHMATAN LILALAMIN,CONTOH SCUIL DI RUSIA 12.000.000 LEBIH MUSLIM .DI PERKIRAKAN 10 AKAN DATANG RUSIA MENJADI MILIK MUSLIM SUBAHANALLAH

Trackbacks

  1. GEREJA-GEREJA DI EROPA YANG BERALIH FUNGSI MENJADI MASJID » ARUNALS

Tinggalkan komentar