Lanjut ke konten

YESUS MENGAJARKAN DUAKALIMAH SYAHADAT

Desember 27, 2010

 

Sudah beberapa kali ini dipelihatkan kepada saya bahwa ayat-ayat Al-Qur’an kerap dikutip oleh para misionaris Kristen (atau pengikut setianya) untuk diselewengkan kepada pengertian yang mendukung doktrin Kristen. Salah satu surah yang sering digunakan adalah Az-Zukhruf 61:

“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat, karena itu janganlah kamu ragu tentang kiamat itu dan ikutlah Aku, itulah jalan yang lurus.”

Kata “ikutlah aku, itulah jalan yang lurus” ini diselewengkan oleh para misionaris sebagai ucapan Yesus sendiri, sehingga orang-orang yang mengimani Al-Qur’an, yaitu umat Islam, harus mengikuti Yesus karena Yesus itulah jalan yang lurus (shirathal mustaqim).

“Jalan yang lurus” yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah Yesus (sehingga umat muslim harus beralih menjadi Kristen). Akan tetapi jalan Allah atau jalan Tauhid. Pengertian inilah yang paling tepat, karena surat Az-Zukhruf 61 itu belum berhenti, tapi masih ada kelanjutannya, yaitu ayat 64:

“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Qs. Az Zukhruf 64).

Para misionaris tidak perlu menggurui umat Islam untuk mengikuti jalan yang lurus. Karena umat Islam lebih tahu, dan akidahnya sudah sesuai dengan ajaran para nabi Allah dari mulai nabi Adam AS sampai dengan nabi Muhammad SAW – termasuk tentu saja, Nabi Isa AS, atau Yesus.

Jika para misionaris ingin mengajak umat Islam untuk mentaati ajaran Yesus, ada baiknya mereka meneliti kembali dengan baik, iman siapakah di antara umat kristen dan muslim yang sesungguhnya lebih sesuai dengan ajaran Yesus? [1]

Perhatikan sabda Yesus dalam Alkitab berikut ini:

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Injil Yohanes 17:3).

Atau,

“And this is life eternal, that they might know thee the only true God, and Jesus Christ, whom thou hast sent” (Yohanes 17:3, Alkitab King James Version 1810).

Pada ayat tersebut Yesus mengingatkan para pengikutnya bahwa satu-satunya Allah yang benar adalah Allah SWT, dan beliau adalah seorang utusan Allah. Ini berarti Yesus mengajarkan dua kalimah syahadat – atau syahadatain, yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab, akan menjadi: “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Isa rasulullah.”

Sepeninggal Yesus, nabi Muhammad SAW juga mengajarkan dua kalimat syahadat – atau syahadatain, yaitu: “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammaadar rasulullah.”

Kalimat syahadatain adalah pintu awal menjadi seorang muslim bagi seluruh umat manusia di muka bumi. [2]

Yesus, atau nabi Isa AS dan nabi Muhammad SAW sama-sama mengajarkan dua kalimah syahadat, demikian pula nabi-nabi yang lain. Sebaliknya, umat kristen memiliki 12 syahadat (credo) sendiri yang dikenal dengan 12 Syahadat-Pengakuan Iman. Syahadat 12 ini bukan warisan Yesus, akan tetapi hasil rumusan konsili Konstantinopel tahun 381 M yang diadakan oleh Kaisar Theodosius dan dikenal sebagai Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum).

Ini adalah bukti bahwa umat Islamlah yang sesungguhnya meneruskan ajaran Yesus tersebut. Sementara umat Kristen sendiri hampir tidak ada yang mengenal dua kalimah syahadat yang nyata-nyata diajarkan oleh Yesus.

Ayat tersebut secara jelas menerangkan bahwa satu-satunya Tuhan yang benar hanyalah Bapa (Allah SWT). SedangkanYesus – yang oleh umat muslim diakui dan dikenal sebagai nabi Isa AS – adalah utusan Allah. Akan tetapi apa yang diucapkan Yesus dalam Injil Yohanes 17:3 tadi sama sekali tidak diamalkan oleh umat Kristen. Bahkan mereka menjadikan Yesus sebagai Tuhan atau Allah yang hingga kini mereka sembah. [3]

Ajaran Yesus tentang dua kalimah syahadat dalam Yohanes 17:3 itu membuktikan bahwa umat Islamlah yang sesungguhnya “melestarikan” ajaran beliau tentang konsep ketuhanan Yang Maha Esa bagi seluruh umat manusia. Bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, dan Yesus sendiri adalah utusan Allah.

Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan dan tidak sekalipun menyebutkan bahwa dirinya adalah penjelmaan Tuhan! [4] Namun sebagaimana kita ketahui, umat Kristiani malah menjadikan Yesus sebagai salah satu unsur Tuhan dalam doktrin Trinitas. [5]

Jelaslah bagi kita semua – baik umat muslim maupun kristen – siapa sesungguhnya yang lebih taat kepada syahadat warisan nabi Isa. Karenanya, jika para misionaris ingin menebarkan ”Dakwah Ukhuwah” agar umat muslim mentaati ajaran Yesus dengan cara meninggalkan Islam lalu memeluk Kristen, maka itu adalah upaya pemurtadan (dari ajaran 25 nabi dan rasul yang diimani umat muslim kepada ajaran pembangkang Tauhid [6]) yang tentu saja sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa kecuali kejahatan yang nyata.

Lihatlah kembali sabda Yesus berikut ini:

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.” (Matius 23:15)

Meskipun sabda itu dimaksudkan untuk mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi, namun kelompok yang disebut setelah itu – yakni orang-orang munafik – berlaku untuk siapa saja yang mengingkari ajaran Tauhid, baik pada masa nabi Musa AS, nabi Isa AS, nabi Muammad SAW, maupun hari ini!

Sumber : Cahya Iman “Cahaya Kebenaran Islam” Group
2 Komentar leave one →
  1. Januari 1, 2011 2:58 pm

    Orang Nasrani itu tdk meyakini hal ghaib,jadi kalau mengenalkan ajaran ttg Allah susah menerimanya.Mangkanya nabi Isa yg bisa di ceritakan secara kongkrit maka dibelokanlah nabi Isa juga Tuhan kira-kira begitu.

    • haryo danisworo permalink
      Juni 16, 2014 6:06 am

      Tidak semua orang nasrani tidak percaya tentang hal gaib, hanya sebagian saja. Itu pun tergantung dengan penharuh lingkungan, baik dlm keluarga, maupun bertetangga.
      Dan pelu dibedakan juga bahwa, kaum nasrani itu ada dua, Katholik dan Kristen.
      saya adalah orang Katholik, tetapi saya sangat dekat dengan sodara” saya yang Muslim, bahlan jalan berfikir saya lebih condong kepada Islam.
      Apapun itu, sya berterima kasih krpada saudara yang dari sudut pandang anda, berusaha mengkoreksi keterbatasan kami secara umum.
      Semoga niat baik anda sekalian, mendapat balasan yang terbaik, dan saudara kami yang lain semoga mendapat Hidayah. Amin

Tinggalkan komentar